Rp. 110.000
Deskripsi ProdukSpesifikasi
Kategori | Buku, Kitab Suci, Bhagavad-gita, Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami
Prabhupada, Mahabharata, Agama dan Kepercayaan, Best Seller,
Spiritual, Sanskerta, India, Rohani, |
Judul | Srimad Bhagavatam Skanda 6 Jilid 2 |
Penulis | Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada |
Penerbit | BBT (Bhaktivedanta Book Trust) Indonesia. |
Jumlah Bab/ Halaman | - |
Berat | - |
Minimum Order | 1 buah |
Ongkos Kirim | Rp. 25.000 - Rp. 35.000 |
Garansi | Tidak Ada |
Dikirim dari | Batam |
Ukuran | Besar |
Desain Cover | Tipis |
Kode | SBS6J2 |
Dilihat | 1008 kali |
Harga | Rp. 110.000 |
Diskon | Rp. - |
Harga setelah Diskon | Rp. 110.000 |
Deskripsi :
Srimad Bhagavatam Skanda 6 Jilid 2
GAMBAR SATU:
"Setelah Raja Indra melakukan tindakan penghinaan terhadap guru spiritualnya, Brhaspati, para raksasa memperlengkapi diri dengan senjata lalu menyatakan perang melawan para dewa. Sebagai akibat dari perilaku mereka yang tidak sepantasnya terÂhadap Brhaspati, kepala, paha dan lengan-lengan para dewa serta anggota badan mereka lainnya terluka oleh panah-panah tajam para raksasa. Para dewa, yang dipimpin oleh Indra, melihat tidak ada jalan lain selain segera menghadap kepada Dewa Brahma dengan kepala tertunduk memohon perlindungan dan petunjuk yang tepat. Ketika Dewa Brahma yang mahaperkasa melihat para dewa datang menghadap dirinya, dengan keadaan badan mereka penuh goresan luka akibat panah-panah para raksasa, beliau menenangkan mereka dan kemudian dengan belas kasihnya yang sangat besar beliau memberi mereka petunjuk-petunjuk. (hal. 47-49)
GAMBAR DUA:
Visvarupa, yang melayani para Dewa sebagai pendeta mereka. mengajari Raja Indra rentang perisai Narayana, yang akan memungkinkan Indra untuk menaklukkan pemimpin-pemimpin para raksasa. Setelah mengucapkan berbagai macam mantra, Visvarupa mulai mengucapkan dan doa perlindungan berikut ini kepada Sri Narayana. "Tuhan Yang Mahakuasa, yang duduk di atas punggung burung Garuda, menyentuh Garuda dengan kaki padma-Nva, memegang delapan senjata-kerang sangka, cakra, perisai. pedang, gada, panah, busur dan tali. Semoga Persnalitas Tuhan Maha Esa tersebut melindungi hamba sepanjang waktu dengan delapan lengan-Nya. Dia mahaperkasa sebab Dia memiliki delapan kesaktian secara sempurna." Berikutnya la memanjatkan doa-doa kepada perbanyakan –perbanyakan pribadi Tuhan, kepada Tuhan Yang Mahakuasa Sri Krishna, dan kepada senjata-senjata Sri Narayana. Demikianlah la mengajari Raja Indra, bagaimana caranya berlindung kepada perisai gaib tersebut. (hai 76-107)
GAMBAR TIGA:
"Pasca terbunuhnya Visvarupa, ayahnya, Tvasta, menyelenggarakan upacara ritual untuk tujuan membunuh Indra dengan cara menghaturkan sesembahan ke dalam api korban suci. Kemudian, dari arah selatan api korban suci muncul sosok yang menakutkan tampak seperti sang penghancur seluruh ciptaan pada akhir zaman. Bagaikan panah yang dilepas ke empat penjuru, badan raksasa itu membesar, hari demi hari. Tinggi dan kehitam-hitaman, ia nampak bagaikan bukit yang terbakar dan berkilauan seterang kumpulan awan cerah pada petang hari. Rambut di badan raksasa itu dan jenggot serta kumisnya berwarna seperti tembaga cair, dan matanya menatap tajam bagaikan matahari pada tengah hari. la nampak tak terkalahkan, seolah-olah memegang ketiga dunia pada ujung-ujung trisulanya yang menyala-nyala. Menari-nari dan berteriak dengan suara yang keras, ia membuat seluruh permukaan bumi bergetar seolah-olah terjadi gempa. Begitu ia menguap berulang-kali, ia nampak seakan berusaha menelan seluruh langit dengan mulutnya, yang sedalam gua. Ia nampak seakan sedang menjilati semua bintang di langit dengan lidahnya dan memangsa seluruh alam semesta dengan gigi-giginya yang panjang dan tajam. Begitu melihat raksasa yang besar ini, semua orang berlari tunggang langgang ke segala penjuru karena ketakutan." (hal. 126-129)
GAMBAR EMPAT:
Curahan berbagai senjata dan panah yang dilepaskan untuk mem-bunuh prajurit-prajurit para dewa tidak sampai mencapai mereka sebab para dewa bertindak cepat memotong senjata-senjata itu menjadi ribuan keping di angkasa. Ketika senjata dan mantra mereka menipis, para asura mulai menjatuhkan bongkahan puncak-puncak gunung, pepohonan dan batu-batuan ke arah pasukan para dewa, namun para dewa begitu perkasa dan tangkas sehingga mereka menangkis semua senjata tersebut dengan cara memecahkannya berkeping-keping di angkasa seperti sebelumnya. Ketika pasukan para asura, yang dipimpin oleh Vrtrasura, melihat bahwa pasukan Raja Indra baik-baik saja, tak terlukai sedikit pun oleh serbuan senjata, dan bahkan juga oleh serbuan pepohonan, batu-batuan dan puncak-puncak gunung, para asura pun menjadi sangat ketakutan. Mereka meninggalkan pemimpin mereka bahkan pada awal-awal pertempuran, dimana mereka memutuskan untuk melarikan diri karena segala keberanian mereka telah dicuri oleh musuh. (hal. 217-220)
GAMBAR LIMA:
"Ketika para dewa mendengar teriakan Vrtrasura yang menggelegar, yang terdengar bagaikan suara auman seekor singa, mereka tak sadarkan diri dan terjatuh ke tanah seolah dihantam halilintar. Ketika para dewa menutup mata mereka karena ketakutan, Vrtrasura, dengan mengangkat trisulanya dan membuat bumi bergetar dengan kekuatannya yang besar, menginjak-injak para dewa di kakinya di medan pertempuran sebagaimana seekor gajah gila menginjak-injak bambu-bambu di tengah hutan. Melihat perilaku Vrtrasura, Indra, Raja surga, tidak dapat lagi membiarkan Vrtrasura lalu melerriparkan ke arah Vrtrasura salah satu gada hebatnya, yang sangat sulit diatasi. Akan tetapi, ketika gada itu melayang ke arah Vrtrasura, dengan mudahnya ia menangkap gada itu dengan tangan kirinya. Vrtrasura yang perkasa, musuh Raja Indra, dengan penuh kemarahan menghantam kepala gajah Indra dengan gada itu, menciptakan suara menggelegar di medan pertempuran. Setelah dihantam dengan gada oleh Vrtrasura bagaikan gunung yang dihantam halilintar, gajah Airavata, karena merasakan sakit yang amat sangat dan memuntahkan darah dari mulutnya yang terluka, terdorong mundur sejauh tiga belas meter. Dalam keadaan kesakitan, gajah itu tersungkur, sementara Indra berada di atas punggung gajah itu. (hal. 232-235)
GAMBAR ENAM:
"Serelah Indra memotong kedua lengannya, Vrtrasura, yang bercucuran darah, mengambil vvujud mahabesar yang membuat bahkan gunung-gunung sekalipun herguncang dan ia mulai menghantam permukaan bumi dengan kakinya, la datang mendekati Indra lalu menelan dia bersama Airavata, tunggangan Indra, bagaikan seekor ular piton besar menelan seekor gajah. Perisai Narayana melindungi Raja Indra, dan dengan petirnya ia menembus perut Vrtrasura dan menerobos keluar. Indra, pembunuh Raksasa Bala, kemudian langsung memenggal kepala Vrtrasura, yang tingginya sama dengan puncak gunung. Pada saat itu, percikan kehidupan keluar dari badan Vrtrasura dan pulang kembali kepada Tuhan. Sambil semua dewa memandangi, la memasuki dunia spiritual untuk menjadi rekan Sri Satikarsana." (hal. 287-293)
GAMBAR TUJUH:
"Setelah membunuh brahmana Vrtrasura, Raja Indra mengalami penderitaan disebabkan oleh tindakan berdosa itu. Indra melihat kepribadian reaksi dosa yang terus mengejar dirinya, nampak seperti seorang wanita candala, atau wanita dari golongan yang paling rendah. Wanita itu nampak tua renta, dan semua anggota badannya gemetaran. Karena ia terjangkit penyakit tuberkulosis, badan dan pakaiannya berlumuran darah. Sambil menghembuskan napas yang berbau amis yang mencemari udara di seluruh jalan itu, ia berseru kepada Indra, 'Tunggu! Tunggu!' Pertama-tama Indra melarikan diri ke angkasa, namun di sana pun dia melihat wanita kepribadian dosa itu mengejarnya. Wanita penyihir ini mengikuti dia ke mana pun dia pergi. Akhirnya dengan gerakan yang sangat cepat ia pergi ke arah timur laut lain masuk ke dalam Danau Manasa-sarovara. (hal. 309-311)


Mau Beli Buku Bhagavad-gita, Srimad-bhagavatam, Sri Caitanya Caritamrta, dll?
Senin - Minggu - Hari Libur | 08.00 - 21.00 WIB | http://mahanilastore.blogspot.com
0812-7740-3909 dan 0819-9108-4996
SMS/PHONE : 0812-7740-3909 (Mahanila) dan 0819-9108-4996 (Susanti)
: 0819-9109-9321 (Mahanila)
WhatsApp : 0812-7740-3909 (Mahanila) dan 0819-9108-4996 (Susanti)
BBM : 5D40CF2D dan D5E8718B
Menjual buku-buku rohani Srimad Bhagavad-gita, Srimad Bhagavatam, Sri Caitanya Caritamrta, Lautan Manisnya Rasa Bhakti, Krishna Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Purana, Kue Kering, Dupa, Aksesoris, Kartal, Mrdanga, Saree, Air Gangga, Dipa, Kurta, Dhotti, Kipas Cemara, Kipas Bulu Merak, Poster, Japamala, Kantong Japa, Gelang, Kantimala, Rok Gopi, Choli, Blues, Pin, Bros, Kaos, Desain Website dan Database Microsoft Access, Logo, Neon Box, Safety Sign dll.
Untuk meanambah wawasan tentang kerohanian silahkan kunjungi kami di:
Sananata Dharma Indonesia
http://sanatanadharmaindonesia.blogspot.com
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ke Mahanila Store. Kami sangat berterimakasih atas kepercayaan Anda kepada produk dan layanan kami. Silahkan beri komentar Anda disini dan secepatnya akan kami tanggapi. Untuk pesanan produk silahkan lihat keranjang belanja Anda. (Mahanila Das-Founder)