Rp. 110.000
Deskripsi ProdukSpesifikasi
Kategori | Buku, Kitab Suci, Bhagavad-gita, Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami
Prabhupada, Mahabharata, Agama dan Kepercayaan, Best Seller,
Spiritual, Sanskerta, India, Rohani, Srimad Bhagavatam Skanda 7 Jilid 2 |
Judul | Srimad Bhagavatam Skanda 7 Jilid 1 |
Penulis | Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada |
Penerbit | BBT (Bhaktivedanta Book Trust) Indonesia. |
Jumlah Bab/ Halaman | 384 halaman |
Berat | 300 gram |
Minimum Order | 1 buah |
Ongkos Kirim | Rp. 25.000 - Rp. 35.000 |
Garansi | Tidak Ada |
Dikirim dari | Batam |
Ukuran | Dimensi: (Panjang x lebar x tinggi) 19,5 x 13,5 x 3 cm |
Desain Cover | Tebal |
Kode | SBS7J2-MS-001 |
Dilihat | 1008 kali |
Harga | Rp. 110.000 |
Diskon | Rp. - |
Harga setelah Diskon | Rp. 110.000 |
Deskripsi :
Srimad Bhagavatam Skanda 7 Jilid 1
SINOPSIS SINGKAT BAB 1
GAMBAR SATU:
Maharaja Yudhisthira menyelenggarakan
upacara korban suci besar Rajasuya dan dihadiri oleh semua dewa yang agung,
para brahmana dan resi-resi yang paling ahli, serta raja-raja
dari berbagai penjuru dunia. Ketika semua hadirin terhormat dalam pertemuan itu
mulai mempersembahkan pemujaan kepada Sri Krsna sebagai pribadi yang paling
mulia, Raja Sisupala menjadi sangat marah. Sejak awal masa kanak-kanaknya,
bahkan ketika ia belum fasih berkata-kata, Sisupala, putra penuh dosa dari
Damaghosa, sudah mulai menghina Sri Krsna. Demikianlah, karena tidak tahan
me-lihat penghormatan sedemikian besar diberikan kepada Krsna dan sifat-sifat
Krsna dimuliakan, Sisupala tiba-tiba berdiri dan mulai melontarkan kata-kata
kasar menghina Krsna. Semua raja yang hadir di sana menjadi sangat marah dan
langsung menghunus pedang dan tameng mereka hendak membunuh Sisupala, tetapi
ketika Krsna melihat bahwa nyaris terjadi keributan di arena ber-tuah korban
suci Rajasuya, Krsna sendiri menenangkan mereka semua. Atas karunia-Nya yang
tanpa sebab, Dia memutuskan un-tuk membunuh sendiri Sisupala. Ketika Sisupala
mengejek raja-raja yang hendak menyerang dirinya, Krsna mengeluarkan senjata
cakra-Nya, yang setajam pisau silet, dan langsung memenggal kepala Sisupala. Di
hadapan semua pribadi mulia dalam pertemuan itu, jiwa Sisupala menyatu ke dalam
badan rohani Tuhan Yang Maha-kuasa, Krsna. (hal. 27-32)
GAMBAR DUA:
Suatu ketika, empat putra Dewa Brahma yang
bernama Sanaka, Sanandana, Sanatana dan Sanat-kumara datang ke Visnuloka
setelah mengembara ke seluruh tiga dunia. Walaupun usia empat resi agung ini
lebih tua daripada putra-putra Brahma lainnya, penampilan mereka layaknya anak
kecil berusia lima atau enam tahun yang tidak berbusana. Setelah melewati enam
gerbang Vai-kuntha Puri, tempat kediaman Tuhan, di gerbang ketujuh mereka
berjumpa dua pribadi bercahaya, yang memegang gada dan terhias dengan perhiasan
bernilai tinggi, anting-anting dan berlian. Ka-lungan bunga segar yang memikat
lebah-lebah mabuk terpasang di leher dua penjaga gerbang itu, di sela-sela
empat lengan biru mereka. Ketika Jaya dan Vijaya melihat para resi hendak
memasuki Vaikunthaloka, kedua penjaga gerbang ini melarang mereka ma-suk,
mengira mereka anak-anak biasa. Demikianlah Sanandana dan resi-resi lainnya,
yang sesungguhnya adalah insan-insan yang sangat berkualifikasi karena telah
menginsafi kebenaran tentang sang diri, menjadi sangat marah dan mengutuk Jaya
dan Vijaya. "Kalian dua penjaga gerbang yang bodoh," ujar mereka.
"Karena kesadaran kalian goyah oleh sifat nafsu dan kebodohan, kalian
tidak pantas untuk tinggal di bawah naungan kaki-padma Tuhan, yang bebas dari
sifat-sifat tersebut. Sudah sepantasnya bagi kalian segera pergi ke dunia
material dan lahir di tengah keluarga kaum asura yang penuh
dosa." (hal. 56-63)
GAMBAR TIGA:
Raja asura Hiranyakasipu
ingin menjadi tak terkalahkan dan bebas dari menua dan merosotnya badan. la
ingin meraih seluruh kesem-purnaan yoga seperti animd dan laghima, menjadi
tidak bisa mati, dan menjadi satu-satunya raja di seluruh alam semesta,
termasuk Brahmaloka. Di lembah Gunung Mandara, Hiranyakasipu mulai
mempraktikkan pertapaannya dengan cara berdiri menjinjit deÂngan ibu jari
kakinya, menjulurkan kedua lengannya ke atas dan kepala menengadah ke langit.
Posisi tubuh seperti ini sangatlah sulit, tetapi ia melakukannya sebagai cara
untuk mencapai kesem-purnaan. Dari rambut kepala Hiranyakasipu memancar cahaya
panas yang seterang dan semenyilaukan cahaya matahari ketika alam mengalami
peleburan. Pertapaan keras Hiranyakasipu menye-babkan api menyembur dari
kepalanya, dan api beserta asapnya itu menyebar ke seluruh angkasa, menyelimuti
planet-planet atas dan bawah, yang membuat semuanya menjadi sangat kepanasan.
Kekuatan pertapaan kerasnya menyebabkan seluruh sungai dan lautan bergolak, dan
permukaan bumi, beserta pegunungan dan pulau-pulaunya, mulai bergetar,
Bintang-bintang dan planet-planet berjatuhan. Seluruh penjuru terkepung kobaran
api.(hal. 157-160)
GAMBAR EMPAT:
Devva Brahma, yang berkendara seekor
angsa, awalnya tidak mene-mukan keberadaan Hiranyakasipu, sebab badan
Hiranyakasipu ditutupi oleh sarang semut dan rerumputan serta batang-batang
bambu. Hiranyakasipu telah berada di sana selama kurun waktu yang sangat
panjang, karena itu semut-semut telah menggerogoti kulit, lemak, daging dan
darahnya. Kemudian Dewa Brahma dan para dewa menemukan dia, yang nampak
bagaikan matahari ter-selimuti awan, menyebabkan hawa panas di seluruh dunia
akibat pertapaannya. Takjub melihat pemandangan tersebut, Brahma tersenyum lalu
menyapanya sebagai berikut. "Wahai putra Kas'yapa Muni, bangunlah! Aku
sungguh takjub melihat daya tahanmu. Meskipun badanmu telah dimakan dan
digerogoti oleh segala jenis cacing dan semut, engkau terus menjaga udara
kehidupanmu me-ngalir di dalam tulang belulangmu. Ini tentu sangat menakjubkan.
Siapa di ketiga dunia ini yang mampu mempertahankan nyawanya tanpa meminum air
sama sekali selama seratus tahun surgawi? Wahai yang terbaik di kalangan para asura, karena
alasan tersebut sekarang aku bersedia memberimu segala anugerah, sesuai dengan
keinginanmu." Brahma, insan pertama di jagat raya ini, yang memi-liki
kesaktian luar biasa, memercikkan air suci dari kamandalunya ke badan
Hiranyakasipu, yang telah digerogoti oleh semut dan ra-yap. Hiranyakasipu
bangkit, dengan badan yang utuh dan anggota badan yang kekuatannya mampu
menahan sambaran petir. Dengan kekuatan fisik dan rona badan yang menyerupai
emas cair, ia mun-cul dari dalam sarang semut sebagai seorang pemuda
segar. (hal. 171-179)
GAMBAR LIMA:
Setelah menerima anugerah dari Dewa
Brahma, Hiranyakasipu menaklukkan penguasa semua planet di ketiga dunia,
merampas kekuatan dan pengaruh mereka. Kemudian ia mulai tinggal di istana yang
paling mewah milik Indra, Raja surga. Istana itu sedemikian indahnya hingga
seolah-olah dewi keberuntungan bagi seluruh alam semesta tinggal di sana.
Dengan menduduki takhta Indra, Hiranyakasipu menindas penduduk semua planet.
Suatu ketika Hiranyakas'ipu mendudukkan
putra belianya, Maharaja Prahlada, di pangkuannya lalu menanyakan apa yang
telah sang anak pelajari dari guru-gurunya. Prahlada menjawab dengan mengutip
filsafat mulia Vaisnava yang menguraikan bagai-mana seseorang mencapai
kesempurnaan hidup dengan cara mengabdikan segalanya dalam pelayanan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa, Krsna. Setelah Maharaja Prahlada berbicara demi-kian,
Hiranyakasipu, yang dibutakan oleh kemarahan, mendorong Prahlada dari
pangkuannya hingga terlempar ke lantai. Dalam ke-adaan marah, matanya memerah bagaikan
tembaga cair, HiranyaÂkasipu berkata kepada abdi-abdinya: "Wahai
para asura, bawa pergi anak ini! la pantas dibunuh. Bunuh dia
sesegera mungkin!" (hal. 206-211, 290-328)
GAMBAR ENAM:
Setelah diperintahkan oleh Hiranyakasipu
untuk membunuh Maharaja Prahlada, abdi-abdi Hiranyakasipu, para asura, mulai
menusuk bagian lembut badan Prahlada dengan trisula mereka. Wajah para asura tersebut
sangat mengerikan, giginya runcing dan berwarna kemerah-merahan, rambut dan
janggut mereka ber-warna seperti tembaga, dan gelagat mereka sangat mengancam.
Sambil berteriak-teriak, "Cincang dia! Tusuk dia!" mereka mulai
menyerang Maharaja Prahlada, yang terduduk diam, memusatkan pikiran kepada
Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Maharaja Prahlada adalah seorang penyembah yang
agung, tak terganggu oleh keadaan-keadaan material dan khusyuk sepenuhnya
memusatÂkan pikiran dan melakukan pelayanan kepada Personalitas Tuhan Yang Maha
Esa. Demikianlah, senjata paraasura tidak menimbul-kan efek apa pun
terhadap Prahlada. (hal. 333-334)
GAMBAR TUJUH:
Ketika segala usaha para asura untuk
membunuh Maharaja Prahlada terbukti sia-sia, raja kaum asura yang
sangat menakutkan itu, Hiranyakasipu, mulai menyiapkan cara lain untuk membunuh
Prahlada. Hiranyakasipu berpikir, "Kendati Prahlada baru berusia lima
tahun, bahkan pada usia belia itu ia telah meninggalkan ja-linan hubungan kasih
sayangnya dengan ayahnya dan ibunya. Prahlada sudah benar-benar tidak dapat
dipercaya sebab ia telah menjadi penyembah Visnu, yang telah membunuh paman
Prahlada sendiri, Hiranyaksa. Jika bagian badan seseorang terjangkit pe-nyakit
yang dapat menulari bagian lainnya, bagian tersebut harus diamputasi agar
keseluruhan badan dapat bertahan dengan baik. Demikian pula, putra kandung
sendiri pun harus seseorang sing-kirkan jika sang putra bersikap
menentang." Demikianlah HiranyaÂkasipu menyusun rencana untuk membunuh
Maharaja Prahlada. Ia mengira bahvva ia akan dapat membunuh putranya dengan
cara melemparkan sang putra ke tengah-tengah kerumunan gajah untuk
diinjak-injak, melemparnya ke tengah-tengah ular-ular besar yang menakutkan,
menghadirkan sihir-sihir yang memati-kan, menjatuhkannya dari puncak bukit,
menghadirkan ilusi, meracuninya, tidak memberinya makanan, menempatkan dia di
tengah-tengah keadaan dingin, angin, api dan air yang esktrim, atau melempari
dia dengan batu-batu besar untuk meremukkan badannya. Tetapi Maharaja Prahlada,
yang sepenuhnya tanpa dosa itu, tidak dapat disakiti dengan cara apa pun. (hal.
329-332, 337)
Apakah Srimad-Bhagavatam atau Bhagavata Purana itu?
Srimad Bhagavatam dianggap koleksi teragung dari semua kebijaksanaan kuno. Bhagavatam ini berisi sejarah dari banyak inkarnasi dan kegiatan Krishna dan penyembah-Nya sepanjang zaman. Ini ditulis oleh penulis Veda, Srila Vyasadeva, sebagai komentar aslinya tentang Vedanta-sutra, esensi dari semua pengetahuan spiritual.
Srimad Bhagavatam-juga dikenal sebagai Bhagavat Purana, salah satu dari delapan belas Purana (sejarah kuno) dalam tradisi Veda. Berjumlah delapan belas ribu ayat disajikan dalam dua belas skanda, masing-masing berkaitan dengan aspek tertentu dari pengetahuan transendental. Tema utama yang berkelanjutan sepanjang Srimad Bhagavatam adalah ilmu dan praktek bhakti-yoga, pelayanan bhakti kepada Personalitas Teragung.
Veda berurusan dengan banyak mata pelajaran. Veda adalah buku dari peradaban yang sangat maju dan mencakup semua bagian-bagian pengetahuan. Di antara Veda-veda itu , Srimad Bhagavatam-(juga dikenal sebagai Bhagavata Purana) yang terkait secara eksklusif dengan mata pelajaran tentang Tuhan. Srimad berarti "indah" atau "mewah", dan Bhagavatam berarti "terkait dengan Tuhan." Oleh karena itu, Srimad Bhagavatam-dapat diterjemahkan sebagai "Kisah Indah Tuhan."
Srimad Bhagavatam-Menguraikan tentang Tuhan, hubungan kita dengan-Nya, dan proses untuk mewujudkan hubungan itu. Terdiri dari 18.000 sloka / ayat yang menyajikan penjelasan yang rinci tentang nama, bentuk, sifat, kepribadian, pemuja, kegiatan, tempat tinggal Tuhan, dan banyak lagi.
Dalam salah satu bab pembukaan, Penulis Sri Vyasadeva menjelaskan bahwa, yang menulis bagian dari literatur Veda dan dikompilasi sisanya, merasa puas dengan prestasinya. Di bawah perintah gurunya, ia kemudian memulai menulis Srimad Bhagavatam-, dianggap sebagai buah yang matang dari pohon Veda.
Srimad-Bhagavatam Skanda 7 Jilid 2 atau Bhagavata Purana
Kita harus mengetahui kebutuhan masyarakat manusia saat ini. Kebutuhan akan apakah itu? Masyarakat manusia tidak lagi dibatasi berdasarkan batas-batas geografis suatu negara. ataupun oleh kelompok bangsa tertentu. Masyarakat manusia dewasa ini lebih luas di-bandingkan saat Abad Pertengahan, dan kecenderungan dunia saat ini adalah menuju pada satu pemerintahan bersama. atau satu masyaÂrakat besar manusia. Adapun yang ideal dari suatu kebersamaan rohani, menurut Srimad-Bhagavatam, ialah didasarkan kurang lebih pada penyatuan seluruh masyarakat manusia, bahkan lebih daripada itu. penyatuan seluruh energi para makhluk hidup. Kebutuhan akan hal ini dirasakan oleh para pemikir besar untuk menjadikannya sebagai suatu ideologi yang sukses. Srimad-Bhagavatam akan memenuhi kebutuhan ini dalam masyarakat manusia. Karena itu, Srimad-Bhagavatam dimulai dengan mengangkat semboyan falsafah Vedanta (janmady asya yatah) untuk mewujudkan sesuatu yang ideal demi kepentingan bersama.
Sekarang ini masyarakat manusia tidak lagi berada dalam kebodohan yang suram. la telah menciptakan kemajuan pesat dalam bidang kenyamanan-kenyamanan material, pendidikan dan perkembangan ekonomi di seluruh dunia. Namun ada sesuatu yang mengganggu seakan ada yang menusuk-nusuk di dalam masyarakat sosial secara luas. dan karena itu terjadi berbagai perselisihan berskala besar. bahkan lantaran persoalan kecil saja. Ada kebutuhan akan sebuah petunjuk tentang bagaimana cara agar umat manusia bisa bersatu dalam keadaan damai. dalam persaudaraan dan kesejahteraan dengan satu kepentingan bersama. Srimad-Bhagavatam akan mengisi kebutuhan ini. sebab kitab ini merupakan sebuah sajian budaya untuk merohanikan kembali seluruh masyarakat manusia.
Srimad-Bhagavatam seyogianya
diperkenalkan juga di sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi, sebab hal itu dianjurkan oleh Maharaja Prahlada, seorang siswa agung dan pecinta-Tuhan dengan tujuan untuk mengubah wajah-wajah angker masyarakat .
GAMBAR SATU:
Ketika Hiranyakasipu, raja para asura, pergi ke Gunung Mandaracala untuk menjalani pertapaan keras, dalam ketidakhadirannya para dewa yang dimpimpin oleh Raja Indra melakukan upaya keras untuk menaklukkan semua asura dalam peperangan. Ketika pe-mimpin-pemimpin besar para asura melihat semangat bertempur para dewa yang begitu gigih dan belum pernah terlihat sebelurnnya, mereka mulai melarikan diri tercerai-berai ke segala penjuru, beberapa di antaranya terbunuh satu per satu. Mereka bergegas melarikan diri, meninggalkan rumah, istri, anak-anak, binatang peliharaan, dan perlengkapan rumah tangga, untuk menyelamat-kan nyawa mereka. Para dewa yang berjaya itu mengobrak-abrik istana Hiranyakasipu, Raja para asura, dan menghancurkan segala yang ada di sana. Kemudian Indra, Raja Surga, menahan ibu Maharaja Prahlada. Ketika ibu Maharaja Prahlada dibawa pergi dalam keadaan menangis ketakutan seperti burung kurarl ditang-kap burung nazar, pada saat yang bersamaan resi agung Narada melintas dan melihat keadaan ibuku. Narada Muni berkata: "Wahai Indra, Raja para dewa, wanita ini tentu saja tidak bersalah. Anda tidak boleh menyeret dia dengan kasar seperti itu. Wahai insan yang mujur, wanita suci ini adalah istri orang. Anda harus segera melepaskan dia." Raja Indra berkata: "Di dalam kandungan wanita istri asura Hiranyakasipu ini, terdapat benih asura perkasa itu. Karena itu, kami akan menjadikan dia sebagai tawanan sampai anaknya lahir, baru kemudian kami akan membebaskan dia." Narada Muni menjawab: "Anak di dalam kandungan wanita ini tidak bersalah dan tanpa dosa. Justru, ia adalah seorang penyembah agung, abdi perkasa Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, Anda tidak akan bisa membunuhnya." (hal. 54-59)
Jumlah gambar berwarna: 8
Jumlah halaman romawi: 6
Jumlah halaman isi: 384
Dimensi: (Panjang x lebar x tinggi) 19,5 x 13,5 x 3


Mau Beli Buku Bhagavad-gita, Srimad-bhagavatam, Sri Caitanya Caritamrta, dll?
Senin - Minggu - Hari Libur | 08.00 - 21.00 WIB | http://mahanilastore.blogspot.com
0812-7740-3909 dan 0819-9108-4996
SMS/PHONE : 0812-7740-3909 (Mahanila) dan 0819-9108-4996 (Susanti)
: 0819-9109-9321 (Mahanila)
WhatsApp : 0812-7740-3909 (Mahanila) dan 0819-9108-4996 (Susanti)
BBM : 5D40CF2D dan D5E8718B
Menjual buku-buku rohani Srimad Bhagavad-gita, Srimad Bhagavatam, Sri Caitanya Caritamrta, Lautan Manisnya Rasa Bhakti, Krishna Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Purana, Kue Kering, Dupa, Aksesoris, Kartal, Mrdanga, Saree, Air Gangga, Dipa, Kurta, Dhotti, Kipas Cemara, Kipas Bulu Merak, Poster, Japamala, Kantong Japa, Gelang, Kantimala, Rok Gopi, Choli, Blues, Pin, Bros, Kaos, Desain Website dan Database Microsoft Access, Logo, Neon Box, Safety Sign dll.
Untuk meanambah wawasan tentang kerohanian silahkan kunjungi kami di:
Sananata Dharma Indonesia
http://sanatanadharmaindonesia.blogspot.com
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ke Mahanila Store. Kami sangat berterimakasih atas kepercayaan Anda kepada produk dan layanan kami. Silahkan beri komentar Anda disini dan secepatnya akan kami tanggapi. Untuk pesanan produk silahkan lihat keranjang belanja Anda. (Mahanila Das-Founder)